SURABAYA – Lomba mewujudkan Surabaya EMAS (eliminasi masalah stunting) ditutup oleh Walikota Surabaya Eri Cahyadi, di Balai Kota Pemkot Surabaya pada Sabtu (5/3/2022).
Berdasarkan keterangan Ketua Departemen Gizi FKM UNAIR, Dr Siti Rahayu Nadhiro SKM MKes, Lomba yang telah berlangsung selama sebulan tersebut, dilaksanakan sebagai rangkaian Hari Gizi Nasional. Pada kesempatan itu, lima dosen dari Departemen Gizi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga (FKM UNAIR) dipercaya menjadi tim juri mewakili UNAIR.
“Selain dari FKM UNAIR, terdapat tim juri yang berasal dari unsur Pemkot Surabaya, IDAI Jatim dan Wahana Visi Indonesia.” Ungkapnya
Sri Adiningsih selaku ketua tim juri EMAS menjelaskan bahwa peserta lomba EMAS tersebut merupakan bayi yang berusia enam hingga dua belas bulan dari keluarga berpenghasilan rendah dan berada dalam KMS (kartu menuju sehat) berwarna kuning. Orang tua dari bayi tersebut nantinya akan mendapat bahan pangan bayi untuk diolah dan dikreasikan menjadi menu sehat, serta dievaluasi selama sebulan.
Terdapat tiga ratus delapan bayi perwakilan dari seluruh kelurahan se-Surabaya yang menjadi peserta lomba. Penilaian lomba meliputi banyak aspek seperti video dan kelengkapan dokumen (KK, Akte lahir, KMS, buku KIA, KB, imunisasi, perjalanan selama pembinaan oleh kader dari tim pendamping keluarga, aktivitas parenting dan lainnya.
“Dari tiga ratus delapan bayi bayi, terseleksi lima puluh bayi yang selanjutnya dinilai tumbuh kembangnya. Kemudian diakhiri dengan wawancara kepada sebelas bayi terpilih untuk ditentukan enam orang pemenang, ” ujar Bu Din, panggilan akrab dosen Gizi FKM UNAIR tersebut.
Adapun enam bayi pemenang lomba tersebut berasal dari kelurahan Tambakrejo, Peneleh, Bulak Banteng, Margorejo, Gayungan dan Tambaksari. Selain itu, terpilih dua puluh pemenang lomba dengan kategori keluarga favorit, tim pendamping keluarga favorit, video favorit dan menu favorit.
Dalam kesempatan tersebut, Walikota Eri Cahyadi bertekad untuk terus menurunkan angka stunting di Kota Surabaya dengan bergotong royong dan bekerja sama dengan seluruh elemen masyarakat. Lomba ini, sambung Eri, sebagai salah satu tools untuk meningkatkan potensi dan semangat masyarakat dalam eliminasi masalah stunting di Surabaya.
Terkait peran serta FKM UNAIR dalam penjurian lomba, sambung Nadhiroh, ia turut bangga akan kepercayaan yang diberikan kepada Departemen Gizi FKM UNAIR untuk berperan aktif dalam kegiatan tersebut.
“Ini merupakan bagian dari pengabdian kepada masyarakat, ” tuturnya.
Penulis : Ananda Wildhan Wahyu Pratama
Editor : Khefti Al Mawalia